Selasa, 25 Oktober 2011
Pasar Terapung Muara Kuin
Pasar Terapung Muara Kuin adalah pasar terapung tradisional yang berada di atas sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.[1] Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung,
sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah salat Subuh sampai selepas pukul tujuh pagi. Matahari terbit memantulkan cahaya di antara transaksi sayur-mayur dan
hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran sungai Barito dan
anak-anak sungainya. Para pedagang wanita yang berperahu
menjual hasil produksinya sendiri
atau tetangganya disebut dukuh,
sedangkan tangan kedua yang
membeli dari para dukuh untuk dijual
kembali disebut panyambangan. Keistemewaan pasar ini adalah masih
sering terjadi transaksi barter antar para pedagang berperahu, yang
dalam bahasa Banjar disebut
bapanduk. Kini pasar terapung Kuin dipastikan
menyusul punah berganti dengan
pasar darat. Banyak wisatawan yang
berkunjung ke Kuin harus menelan kekecewaan karena tidak menjumpai
adanya geliat eksotisme pasar di atas
air. Kepunahan pasar tradisional di
daerah "seribu sungai" ini dipicu oleh
kemaruk budaya darat serta ditunjang
dengan pembangunan daerah yang
selalu berorientasi kedaratan. Jalur-
jalur sungai dan kanal musnah tergantikan dengan kemudahan jalan
darat. Masyarakat yang dulu banyak
memiliki jukung, sekarang telah
bangga memiliki sepeda motor atau mobil.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar