Jumat, 21 Oktober 2011

HSS



Koordinat: - Provinsi Kalimantan Selatan Dasar hukum UU RI No. 27 Tahun 1959 Tanggal - Ibu kota Kandangan Pemerintahan - Bupati H. Muhammad Safii, M.Si - DAU Rp. 324.451.416.000,- (2011)[1] Luas 1.703 km² Populasi - Total 212.678 jiwa (2010) - Kepadatan 118 Demografi Kode area telepon 0517 Pembagian administratif - Kecamatan 11 - Desa/ kelurahan 114/4 Situs web http://
www.hulusungaiselatan.go.id/ Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibukota sekaligus pusat pemerintahan
terletak di Kandangan. Hulu Sungai Selatan memiliki luas sekitar 1.703
km² dan berpenduduk sekitar
212.678 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010). Letak Secara geologis daerah ini terdiri
dari pegunungan yang memanjang
dari arah timur ke selatan, namun
dari arah barat ke utara
merupakan dataran rendah alluvial
yang kadang-kadang berawa- rawa. Kondisi topografi ini
menyebabkan udara di wilayah ini
terasa dingin agak lembab dengan
curah hujan pada tahun 2002
sebanyak 2.124 mm. Dari arah utara melingkar ke arah
barat, Kabupaten Hulu Sungai
Selatan di aliri oleh Sungai Amandit bermuara ke Sungai Negara (anak sungai Barito ) yang berfungsi sebagai sarana prasarana
perhubungan dalam kabupaten dan
ke kabupaten lainnya. Batas Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan
memiliki batas-batas wilayah
sebagai berikut: Utara Kabupaten Hulu Sungai
Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai Utara Selatan Kabupaten Tapin Barat Kabupaten Hulu Sungai
Utara dan Kabupaten Tapin Timur Kabupaten Hulu Sungai
Tengah dan Kabupaten Kotabaru Administrasi Wilayah Kabupaten Hulu Sungai
Selatan terbagi atas 11 kecamatan,
4 kelurahan dan 114 desa. 11
kecamatan tersebut adalah: 1. Daha Utara 2. Daha Barat 3. Daha Selatan 4. Kalumpang 5. Simpur 6. Kandangan 7. Angkinang 8. Telaga Langsat 9. Sungai Raya 0. Padang Batung 1. Loksado Sejarah Masa Penjajahan Belanda Menurut Staatblaad tahun 1898 no.
178 Afdeeling Kendangan dengan ibukota Kendangan terdiri dari : [2] 1. Onderafdeeling Amandit en Negara terdiri atas : 1. Distrik Amandit 2. Distrik Negara 2. Onderafdeeling Benua Ampat en
Margasari terdiri atas : 1. Distrik Benua Empat 2. Distrik Margasari 3. Onderafdeeling Batang Alai en
Labooan Amas terdiri atas : 1. Distrik Batang Alai 2. Distrik Labuan Amas Pada masa Penjajahan Belanda,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan
adalah bagian dari Afdeling Van
Hoeloe Soengai yang berkedudukan
di Kandangan. Afdeling Van Hoeloe
Soengai terdiri dari (lima) onder afdeling, yaitu: Onder Afdeling Tanjung Onder Afdeling Amoentai Onder Afdeling Barabai Onder Afdeling Kandangan Onder Afdeling Rantau Masa Penjajahan Jepang Pada masa penjajahan Jepang
pembagian wilayah ini
dipertahankan seperti pada masa
penjajahan Belanda, hanya
namanya yang diganti menjadi
Hoeloe Soengai Ken Riken. Masa Kemerdekaan 1. Keputusan Menteri Dalam Negeri
tanggal 29 Juni 1950 Nomor
C/17/15/3 wilayah Kalimantan
dibagi menjadi 6 Kabupaten
Administratif dan 3 Swapraja.
Salah satunya Afdeling Van Hoeloe Soengai dibentuk menjadi
Kabupaten Hulu Sungai dangan
ibukota Kandangan. 2. Berdasarkan Keputusan Gubernur
Kalimantan tanggal 14 Agustus
1950 Nomor 186/OPB/92/14 yang
menetapkan peraturan
sementara tentang pembagian
daerah-daerah otonom Kabupaten dan daerah-daerah
otonom setingkat Kabupaten,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan
yang semula bersifat
administratif menjadi
Kabupaten Otonom. 3. Pada tanggal 2 Desember 1950,
Gubernur Kalimantan melantik
Syarkawi sebagai pejabat
pertama Bupati Hulu Sungai.
Selanjutnya dibentuk pula Dewan
Perwakilan Rakjat Daerah Sementara (DPRDS) yang
berjumlah 36 orang, diketuai
Djantera dan wakilnya Basuni
Taufik. Penduduk Suku Bangsa Suku asli adalah suku Banjar yang terdapat di seluruh kecamatan dan suku Dayak Bukit yang terdapat di kecamatan Loksado. Suku bangsa di kabupaten ini antara lain: [3] 1. Suku Banjar: 188.672 jiwa 2. Suku Jawa: 2.309 jiwa 3. Suku Bugis: 68 jiwa 4. Suku Madura: 308 jiwa 5. Suku Dayak Bukit: 3.778 jiwa 6. Suku Mandar: 2 jiwa 7. Suku Bakumpai: 3 jiwa 8. Suku Sunda: 147 jiwa 9. Suku lainnya: 390 jiwa Perkembangan Perkembangan penduduk di
Kabupaten Hulu Sungai Selatan
menunjukkan pertumbuhan yang
positif. Pada tahun 1980 jumlah
penduduk sebanyak 175.670 jiwa
yang tersebar di 8 kecamatan, karena saat itu Kecamatan
Loksado dan Kecamatan
Kalumpang masih belum terbentuk
dan saat ini penduduk Kabupaten
Hulu Sungai Selatan hasil registrasi
penduduk pertengahan tahun 2003 menjadi 199.161 jiwa atau terjadi
penambahan penduduk sebanyak
23.491 orang atau bertambah
sebesar 13.37% dalam kurun waktu
23 tahun. Perkembangan penduduk
Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun
1980–2003 menurut kecamatan adalah sebagai berikut: [4] Kecamatan 1980 1990 2000 Juli 2003 Padang
Batung 21.032 16.099 16.961 17.417 Loksado n/a 6.626 7.288 7.601 Telaga
Langsat 8.432 8.244 8.188 8.477 Angkinang 14.189 15.273 15.693 16.564 Kandangan 37.754 39.761 41.127 41.618 Sungai
Raya 15.138 14.304 14.724 15.255 Simpur 21.583 13.478 13.095 13.258 Kalumpang n/a 6.622 6.036 6.163 Daha
Selatan 32.729 38.220 44.088 44.491 Daha Utara 24.543 26.276 28.481 28.317 JUMLAH 175.670 184.903 195.681 199.161 Laju Pertumbuhan Pertumbuhan penduduk Kabupaten
Hulu Sungai Selatan cukup rendah,
hanya berkisar 0.57%. Angka ini
memberikan maksan bahwa
penyebab utama dari lambannya
pertumbuhan ini bukan disebabkan oleh faktor fertilitas (kelahiran),
namun lebih mungkin disebabkan
oleh faktor ekonomi dan migrasi
keluar karena penduduk mencoba
mencari kesempatan kerja yang
lebih besar di luar daerah. Hal ini didukung oleh fakta lain bahwa
secara sosiologis memang
terdapat kecenderungan penduduk
Hulu Sungai Selatan meninggalkan
daerah asal menuju daerah-daerah
yang memberikan konstribusi bagi perbaikan ekonomi mereka seperti
ke ibukota provinsi atau kabupaten
tetangga. Berikut ini adalah tabel laju
pertumbuhan penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yaitu: [4] Tahun Sensus Jumlah Tingkat Pertumbuhan 1971 165.485 n/a 1980 175.670 0,60 1990 184.903 0,51 2000 195.681 0,57 Gambaran tersebut pada sisi lain
dapat menjelaskan langkah
kebijaksanaan apa yang
semestinya diambil dalam
menyusun perencanaan
pembangunan yang berorentasi keadilan dan pemerataan
pembangunan. Kenampakan alam Sungai-sungai yang mengalir di
wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah sebagai berikut: [5] Sungai Negara Sungai Angkinang Sungai Amandit Sungai Kajang.

1 komentar:

  1. Saya dukung pelestarian khazanah cerita rakyat kandangan, hulu sungai selatan, kalimantan selatan seperti Maharaja sukarama dan raja-raja dari kerajaan negara daha, perebutan tahta pangeran samudera dengan pangeran tumenggung, legenda datu panglima amandit, datung suhit dan datuk makandang, datu ramanggala di ida manggala, datu rampai dan datu parang di baru sungai raya, datu ulin dan asal mula kampung ulin, datu sangka di papagaran, datu putih dan datu karamuji di banyu barau, legenda batu laki dan batu bini di padang batung, legenda gunung batu bangkai loksado, datu suriang pati di gambah dalam, legenda datu ayuh/sindayuhan dan datu intingan/bambang basiwara di loksado, kisah datu ning bulang di hantarukung, datu durabu di kalumpang, datu baritu taun dan datu patinggi di telaga langsat, legenda batu manggu masak/mandin tangkaramin di malinau, kisah telaga bidadari datu awang sukma di hamalau, kisah gunung kasiangan di simpur, kisah datu kandangan dan datu kartamina, datu hamawang dan sejarah mesjid quba, tumenggung antaludin dan tumenggung mat lima mempertahankan benteng gunung madang, panglima bukhari dan perang amuk hantarukung di simpur, datu naga ningkurungan luk sinaga di lukloa, datu singa karsa dan datu ali ahmad di pandai, datu buasan dan datu singa jaya di hampa raya, datu haji muhammad rais di bamban, datu janggar di malutu, datu bagut di hariang, sejarah mesjid ba angkat di wasah, dakwah penyebaran agama islam datu taniran di angkinang, datu balimau di kalumpang, datu daha, datu kubah dingin, habib husin di tengah pasar kandangan, habib ibrahim nagara dan habib abu bakar lumpangi, kubur enam orang pahlawan di ta’al, makam keramat bagandi, kuburan tumpang talu di parincahan, pertempuran garis demarkasi dan kubur Brigjen H.M. Yusi di karang jawa, pahlawan wanita aluh idut di tinggiran, panglima dambung di padang batung, gerombolan ibnu hajar, sampai cerita tentang perang kemerdekaan Divisi IV ALRI yang dipimpin Brigjen H. Hasan Basry dan pembacaan teks proklamasinya di Kandangan. Semuanya adalah salah satu aset budaya dan sejarah bagi Kalimantan Selatan.

    BalasHapus