Sabtu, 26 November 2011

PULAU KEMBANG



Bagi pendatang ke
Banjarmasin rasanya
kurang lengkap kalau tidak mengunjungi Pulau
Kembang di tengah
Sungai Barito
pinggiran Kota, dimana
terdapat sekitar dua ribu
ekor kera jinak. Untuk mencapai pulau
kembang yang merupakan
delta tersebut cukup
gampang cukup naik
klotok sekitar setengah
jam dari kota sudah sampai ke tujuan, disana
pengunjung bisa bercanda
dengan kera jinak atau
kera abu-abu di lokasi
ini.
Pihak pengunjung tak usah takut karena kera
tersebut tidak akan
menyerang pengunjung,
asal pengunjung tidak
menggangunya cukup
dengan memberikan makanan, berupa kacang
tanah, pisang , atau
buah-buahan lainnya. Salah seorang
pengunjung Pulau
Kembang, serta kumpulan
monyet di lokasi tersebut. PULAU KEMBANG Pulau Kembang adalah
sebuah delta seluas 60
Ha yang terletak di
tengah sungai Barito dan
merupakan habitat kera
ekor panjang (monyet) dan beberapa jenis
burung. Pada tahun 1976,
pulau ini ditetapkan
sebagai hutan wisata
berdasarkan SK.
Menteri Pertanian No. 788/Kptsum12/1976. Menurut cerita, pulau
Kembang berasal dari
kapal Inggris yang
dihancurkan oleh orang
Biaju pada tahun 1750-
an atas perintah sultan Banjar. Puing-puing
bekas kapal tersebut
lambat laun ditumbuhi
pepohonan dan berubah
menjadi sebuah pulau
yang kemudian didiami sekelompok kera. Orang-
orang desa yang berada
di sekitar pulau baru ini
menganggap bahwa
kera-kera tersebut
merupakan penjelmaan orang halus yang
memakai sarungan kera.
Kelompok kera tersebut
dipimpin oleh seekor kera
yang sangat besar
bernama si Anggur. Munculnya keyakinan
tersebut menjadikan
pulau yang baru muncul
ini dijadikan sebagai
tempat bernazar.
Masyarakat sekitar datang ke pulau ini
dengan membawa sesajen
seperti pisang, telor, nasi
ketan, mayang-pinang,
dan beberapa jenis
kembang. Oleh karena sering digunakan untuk
tempat berhajat dan
menabur kembang, pulau
baru tersebut lebih
dikenal dengan sebutan
Pulau Kembang. Di dalam kawasan hutan
wisata ini terdapat altar
yang diperuntukkan
sebagai tempat
meletakkan sesaji bagi
“penjaga” pulau Kembang yang
dilambangkan dengan dua
buah arca berwujud kera
berwarna putih
(Hanoman).
Keberadaan altar menunjukkan bahwa para
pengunjung yang datang
tidak sekedar berwisata
melihat kera, tetapi juga
datang untuk keperluan
berdoa, khususnya orang- orang Cina. Kera-kera di tempat ini
yang berjumlah ratusan
bahkan ribuan, sangat
akrab (walaupun ada
juga yang ganas) dengan
para pengunjung. Biasanya ketika para
wisatawan datang
berkunjung, kera-kera
tersebut banyak yang
menunggu di dermaga,
menunggu para wisatawan memberi
mereka makanan seperti
pisang, kacang dan
sebagainya. Namun
karena tidak semua
kera-kera di tempat ini bersahabat dengan para
pengunjung, maka ada
baiknya para pengunjung
memperhatikan hal-hal
berikut ini: Siapkan makan-
makanan ringan seperti
kacang kulit, pisang dan
sebagainya untuk
diberikan kepada para
kera. Taruhlah barang
bawaan seperti tas di
tempat yang aman dan
tersembunyi. Barang
bawaan atau tas
terkadang direbut oleh sekelompok kera dan
dibawanya kabur.
Berhati-hati juga
menyimpan barang
bawaan (tas atau
sejenisnya) di dalam perahu klotok, karena
kera-kera tersebut bisa
naik ke klotok dan
mengobrak-abrik barang
bawaan para pengunjung.
Di lokasi wisata ini banyak peminta-minta,
sehingga cukup bijaksana
jika para pengunjung
menyiapkan uang receh.
Para kera mengerubuti
para pengunjung yang baru turun dari klotok
Pulau Kembang
ditempati oleh ratusan
bahkan ribuan monyet dan
beberapa jenis burung.
Bila tengah beruntung, pengunjung bisa bertemu
dengan salah satu spesies
monyet yang menjadi
maskot fauna
Kalimantan Selatan,
yaitu Bekantan (Nasalis larvatus). Kera ini
memiliki sifat pemalu,
berambut cokelat
kemerah-merahan, dan
berhidung panjang. Di
tempat ini, para pengunjung juga bisa
menyaksikan kera-kera
yang bisa berenang.
Selain itu, para
pengunjung dapat
berinteraksi dengan memberikan makanan
berupa kacang dan
merasakan sensasi luar
biasa ketika dikerubuti
kera-kera yang sangat
banyak tersebut. Selain menjadi tempat
ribuan kera, di tempat ini
ternyata juga ada sebuah
kuil yang biasanya
digunakan oleh para
pengunjung untuk meletakkan sesajen atau
melaksanakan
nadzarnya. Pulau ini
sering dihubungkan
dengan kejadian-
kejadian mistis. Banyak para pengunjung yang
mengaku mengalami hal-
hal mistis seperti melihat
jembatan yang
menghubungkan pulau
Kembang dengan daratan; melihat sosok
pangeran berbaju putih
mengendarai kuda
melintas di atas jembatan
itu, dan lain sebagainya. Pulau Kembang terletak
di tengah sungai Barito,
Kecamatan Alalak,
Kabupaten Barito
Kuala, Kalimantan
Selatan. Pulau seluas 60 hektare
ini berjarak sekitar 1,5
km kota Banjarmasin dan
dapat ditempuh dengan
menggunakan perahu
klotok sewaan dengan harga sekitar Rp 200.000 perjamnya atau
bisa lebih murah jika
pengunjung pandai
menawar. Waktu yang
dibutuhkan untuk sampai ke lokasi sekitar 10 menit
dari kota Banjarmasin.
(sumb:wisata melayu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar