Jumat, 25 November 2011

BEKANTAN


Bekantan merupakan salah satu jenis
satwa liar yang dilindungi Undang-
undang. Penyebaran satwa ini sangat
terbatas dan untuk kelangsungan
hidupnya memerlukan kondisi tertentu.
Dibawah ini diuraikan secara singkat mengenai apa dan bagaimana satwa
ini, sehingga kita dapat melangkah
untuk menjaga kelestariannya.
Nama-Latin : Nasalis larvatus Nama-Inggris : Proboscis Monkey Status: Dilindungi berdasarkan
Ordonansi Perlindungan
Binatang Liar Tahun 1931 No.
134 dan No. 266 jo UU No. 5
Tahun 1990. Berdasarkan
Red Data Book termasuk dalam kategori genting,
dimana populasi satwa
berada di ambang
kepunahan.
Di Kalimantan , jenis kera ini dikenal
juga dengan nama Kera Belanda, Pika,
Bahara Bentangan, Raseng dan Kahau.
Satwa ini merupakan Maskot Propinsi
Dati I Kalimantan Selatan (SK Gubernur
Kalsel No. 29 Tahun 1990 tanggal 16 Januari 1990).
Penyebaran
Bekantan merupakan kera endemik
yang hanya hidup di Kalimantan
Selatan, terutama di pinggiran hutan
dekat sungai, hutan rawa gambut,
hutan rawa air tawar, hutan bakau dan
kadang-kadang sampai jauh masuk daerah pedalaman. Ciri khas Seperti primata lainnya, hampir seluruh
bagian tubuhnya ditutupi oleh rambut (bulu), kepala, leher, punggung dan
bahunya berwarna coklat kekuning-
kuningan sampai coklat kemerah-
merahan, kadang-kadang coklat tua. Dada, perut dan ekor berwarna putih abu-abu dan putih kekuning-kuningan.
Perbedaan antara jantan dan
betina
Jantan : Rambut pipi bagian
belakang berwarna
kemerah-merahan, bentuk
hidung lebih mancung
Betina : Rambut pipi bagian
belakang berwarna
kekuning-kuningan,
bentuk hidung lebih kecil.
Behaviour / Tingkah laku
Masa kehamilan 166 hari atau 5-6 bulan
dan hanya melahirkan 1 (satu) ekor
anak. Setelah berumur 4-5 tahun sudah dianggap dewasa. Bekantan hidup
berkelompok/sub kelompok. Masing-masing kelompok dipimpin oleh seekor Bekantan jantan yang besar dan kuat.
Biasanya dalam satu kelompok
berjumlah sekitar 10 sampai 20 ekor. Bekantan aktif pada siang hari dan umumnya dimulai pagi hari untuk mencari makanan berupa daun-daunan dari pohon rambai/pedada (Sonneratia alba), ketiau (Genus motleyana), beringin (Ficus sp), lenggadai (Braguiera parviflora), piai (Acrostiolum aureum),
dan lain-laian. Pada siang hari Bekantan menyenangi
tempat yang agak gelap/teduh untuk
beristirahat. Menjelang sore hari,
kembali ke pinggiran sungai untuk
makan dan memilih tempat tidur.
Bekantan pandai berenang menyeberangi sungai dan menyelam di bawah permukaan air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar